Para founding fathers telah sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang majemuk ini. Keputusan itu merupakan pilihan bijak untuk menampung dan mewadahi keanekaragaman masyarakat Nusantara ini. Menghidupi filosopi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan tugas kita generasi berikutnya.
Hal yang paling dasar dalam ideologi Pancasila adalah Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan sosial. Kelima hal ini menjadi dasar dan pilar menjadi Indonesia. Sila-sila ini juga harusnya menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan kebijakan di negeri jambrut khatulistiwa ini. Bila hal ini dijalankan dengan sungguh-sungguh maka keindonesiaan kita akan semakin kokoh demikian juga sebaliknya.
Di tengah perubahan zaman suara-suara yang ingin menggantikan ideologi ini dengan ideologi lain, yang mewakili golongan tertentu, haruslah kita lawan bersama. Upaya tersebut berbahaya bagi kesatuan republik ini. Disitulah upaya menggelorakan nilai-nilai Pancasila menjadi sangat relevan untuk terus digaungkan. Kelima nilai dasar Pancasila harus terus kita bangun dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi ketuhanan, kita adalah negara yang taat beragama. Namun kita juga jangan lupa, bahwa selain ketuhanan kita juga negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Artinya persaudaraan kita tidak terbatas pada kesamaan agama tapi juga kemanusiaan, persatuan dalam NKRI, musyawarah dan keadilan sosial. Inilah yang perlu terus digelorakan agar cara pandang kita semakin luas dan tidak menyempit pada salah satunya.
Di dalam ideologi Pancasila, kita membangun relasi dengan Tuhan (vertikal) dan sebagai mahluk sosial kita membangun relasi dengan manusia (horizontal). Relasi yang kita bangun dengan sesama manusia itu dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia yang dibangun dan dijalankan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga.
Selamat hari lahir Pancasila
Noverius Laoli, 1 Juni 2021.