Jumat, 02 Desember 2011

Musim Hujan Sudah Tiba

Persediaan pangan dalam rumah harus ditingkatkan, hujan yang terus menerus tidak membawa berkat melainkan petaka. Demikian keluhan yang muncul dalam pikiran ibu Yuni.

Pohon-pohon karet masih basah, sementara hari sudah beranjak siang. Ibu Yuni masih enggan keluar rumah dan menempelkan sodo (alat penyadap karet) yang sudah diasah ke pohon-pohon karet untuk menyadapnya. Padahal sudah tiga hari berturut-turut ia belum bekerja, sementara persediaan makanan di rumah sudah mulai menipis. Hujan yang tak henti-hentinya  menguyur desa itu menghambatnya untuk bekerja.

Musim hujan membuat petani karet tidak bisa mendapatkan penghasilan apa-apa. Pohon-pohon karet yang masih basah di kala musim hujan membuat getah sulit diarahkan untuk menetes di atas  mangkok yang sudah dipasang dibawahnya. Getah itu akan dengan mudah menjalar ke mana-mana karena air yang masih menempel di batang pohon dengan mudah membuat aliran getah yang seharusnya mengikuti bekas sadapan justru melenceng ke mana-mana. Akibatnya tidak ada getah yang jatuh ke atas mangkok. Kemudian getah-getah itu akan dengan cepat berubaha menjadi air dan tidak meghasilkan apa-apa.

"Apakah terik matahari ini bisa bertahan sampai sore,"

Pertanyaan Yuni ini memang ada dasarnya. Jika terik matahari bertahan sampai sore, itu berarti sekitar pukul 10 pagi ia sudah bisa berangkat bekerja. Ia akan menyadap pohon karet miliknya semampunya. Seandainya malam hujan kembali turun, ia masih punya waktu menyelesaikan menyadap pohon-pohon karet itu dan kemudian menuangkan sedikitnya air keras ke atas mangkok tempat menampung karet supaya getah yang menetes lekas membeku dan selamat dari penghancuran air hujan.

Siti masih menimbang-nimbang untuk berangkat ke kebun karet. Siang pun tiba, tapi terik matahari muncul di pagi hari  tadi sudah mulai pudar perlahan, digantikan mendung. Setengah dari desa itu ditutupi awan-awan hitam. Itu pertanda buruk, hujan akan turun lagi.

"Kalau minggu ini tak menyadap karet, mau makan apa minggu depan," ujar Yuni dalam hati

Kebiasaan hidup di desa memang seperti itu. Penghasilan seminggu digunakan untuk biaya hidup minggu depan. Kalau seminggu ini tidak ada penghasilan, maka minggu depan hidupnya akan terancam. Sementara biaya untuk sekolah belum lagi dilunasi. Hiduppun menjadi tidak jelas, dan harus ditutupi dengan minjam ke sana dan kemari.

Meminjam uang bukanlah solusi terbaik di desa Yuni. Bunga uang uang pinjaman bisa berlibat-lipat dalam sebulan. Bunga bisa mencapai 25% dari pinjaman. Itu artinya, orang sudah susah, akan menjadi semakin susah lagi. Hidup itu memang keras, tidak ada ampun bagi mereka yang mengalah begitu saja.

Pekerjaan di desa itu memang hanya menyadap karet. Baik itu dimusim hujan maupun di musim kemarau. Kedua musim ini membawa kesusahan sendiri-sendiri bagi penyadap karet. Jika musim hujan susah menyadap karet, jika musim kemarau, getahnya susah keluar. Tapi lebih baik musim kemarau, ketimbang musim hujan. Meski pada musim kemarau getah pelit keluar, tapi masih ada penghasilan. Kalau musim hujan lebih parah lagi. Selain getahnya terancam hancur karena air hujan, pohon karet juga terancam rusak.

"Tidak baik kalau setelah disadap, bekas sadapan itu dialiri hujan," ujar Siti.

Soalnya, bekas sadapan itu akan dengan mudah membusuk dan hal itu tidak baik bagi pohon karet. Pohonnya akan mati perlahan. Padahal, pohon karet satu-satunya penopang hidup. Pohon karet itu menjadi tumpuan kehidupan keluarga Siti dari tahun ke tahun. Maka pohon itu harus dirawat supaya kulitnya tidak rusak ataupun membusuk akibat bekas sadapan.

Pohon karet milik keluarga Siti adalah warisan dari Ayahnya. Pohon karet itu sudah tua, dan sudah berapa kali kulitnya disadap mulai dari pertengahan, lalu sampai ke bawah dekat akar, lalu kembali lagi ke atas. Sebab jangka waktu menyadap dari atas sampai ke bawah bisa sampai satu tahun. Dan itu mengandaikan, kulit pohon karet, bekas sadapan lama sudah pulih kembali sehingga bisa disadap lagi.

bersambung....

1 komentar:

  1. mantab artikelnya gan, sejenis dengan artikel saya http://kabartebo.blogspot.com/2014/11/cara-nyadap-di-musim-hujan.html
    .
    lanjutkan menulis
    .
    .
    salam semangat

    BalasHapus